Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Selasa, 14 April 2015

AKU MAUNYA KAMU

Aku maunya kamu yg kelak jadi pendampingku.
Aku maunya kamu yg ada di setiap keluh kesahku.
Aku maunya kamu yg ada di setiap bahagiaku.
Aku maunya kamu yg kelak aku gandeng tangannya.
Aku maunya kamu orang yg aku liat di setiap bangunku.
Aku maunya kamu yg saat aku membuka jendela km masih terjaga.
Aku maunya kamu yg kelak memeluku dari belakang saat aku melihat sinar matahari.
Aku maunya kamu yg berlari bersamaku dipantai pagi itu.
Aku maunya kamu yg ada dibelakang shaf ku.
Aku maunya kamu yg mengamini semua doa baikku.
Aku maunya kamu yg kelak membuat kopi untuk ku.
Aku maunya kamu yg menjadi ibu dari anak-anakku.
Aku maunya kamu yg mengajari setiap ilmu buah hati kita.
Aku maunya kamu yg memiliki surga ditelapak kakinya untuk anak-anak kita.
Aku maunya kamu yg kelak menegurku saat aku lalai.
Aku maunya kamu, hanya kamu yg halal bagiku.
Aku maunya kamu yg tenangin aku saat risauku.
Aku maunya kamu yg memeluku saat aku lelah.
Aku maunya kamu yg kelak disurga bersamaku.
Aku maunya kamu.

Kamu tau gelar yg aku pengin? Gelar sajadah kamu dibelakangku dan mengikuti semua gerakan solatku. :)


SUDAH MANFAATKAH HIDUP KITA?

SUDAH MANFAATKAH HIDUP KITA?
Dari air suci yang bercampur dengan sel telur ibu, kemudian menjadi sebuah daging yg kemudian diberi ruh oleh sang pencipta namun masih didalam rahim. Kemudian kita terlahir kedunia dalam keadaan suci pula, kita terus beranjak menjadi anak-anak, dan akirnya kita beranjak remaja dengan mulai mengenal dunia luar dengan sesungguhnya. Dari kita memasuki awal masa belajar, hingga kita tuntaskan masa belajar formal kita, dan mulai menjajaki dunia kerja dimana kita mulai mengenal sesungguhnya realita hidup itu, mulai dari kita hidup dari sendiri, dan mulai menyongsong hidup kita kedepan.
Mulai menjajaki hidup dengan pilihan langkah yang kita ambil, mulai benar-benar tahu karaktetistik dunia. Kemudian kita menikah, mempunyai keluarga impian kita bersama orang yang kita cintai, mulai menapak keluarga, membimbing anak kita dan keluarga kita, kita mulai kehilangan sedikit tenaga,reflek,dan kesehatan kita, hingga akhirnya kita mulai merasa sangat renta, hingga menutup usia kelak.

Hidup tetasa sangat cepat bukan?
Namun apakah yang kita lakukan sudah bermanfaat bagi sekitar kita? tunggu dulu, minimal untuk kita sendiri saja dulu, apakah dua tangan kita sudah bermanfaat? Apakah dua kaki kita sudah digunakan untuk hal yang bermanfaat? Bagai mana dengan semau indera kita? Bukankah semua yang kita miliki akan dimintai pertanggun jawaban kita dihadapan Allah SWT ? Mungkin kita lalai akan itu, namun kita sesungguhnya mampu, namun terkadang kita tak mau melakukannya, atau kita tak sadar akan hal itu, mulai sekarang maanfaatkanlah yang kita punya untuk sesuatu yang bermanfaat pula.

Saya mempunyai sebuah cerita, mungkin kita tak sadar dengan hal sekecil ini.
Dulu ada seorang pedagang gorengan, dia di datang seorang anak kecil yang datang di samping gerobagnya, namun anak itu tidak terperhatikan oleh sang penjual, hari pertama hari ke dua sampai hari ke lima beliau masih tak memperhatikan anak itu, hingga dia mengangkat satu kaki dan menggigit jari manisnya layaknya anak yg ingin sesuatu untuk menarik perhatian sang penjual hingga sang penjualpun tersadar dia ada diposisi itu. Namun dagangannya sangat laku dan yang tersisa hanya ujung singkong yang rasanya mungkin pait dan tidak enak namun dia menggorengnya dan diberikanlah kepada anak tersebut, anak itupun merasa sangat bahagia dan hari-hari kemudian kejadian itupun berlangsung, hingga suatu saat anak itu tak pernah muncul kembali, singkat cerita sebuah mobil mewah lewat di jalan tempat sang penjual berdagang dan mobil itu berhenti dan turunlah seorang anak muda yg tampan dan rapih menghampiri sang penjual tersebut dan dia ingin membeli ujung singkong tapi sang penjual bilang ujung singkong itu tidak untuk dijual, namun sang pemuda itu ngotot untuk membeli buntut singkong, hingga pemuda itu berkata bapak ga mengenal saya? Penjual gorengan itu menggelengkan kepala tanda tidak tau, hingga sang pemuda itu melakukan gerakan mengangkat kaki dan menggigit jarinya, hingga sang penjual mengerti dan dia menangis meminta maaf karena dia hanya dapat memberi ujung singkong, namun pemuda itu malah sangat bertrimakasih, dan berkata hal yg bapak berikan itu membuat hidup saya seperti sekarang ini, dan dia pun membalas kebaikan sang penjual dengan berkali-kali lipat dari yang dia berikan kepada sang pemuda

Jadi hikmahnya adalah bagaimana, kita dengan memanfaatkan hidup kita insya allah ada hal baik yang akan kita dapat walaupun tidak saat ini allah pasti akan membalasnya kelak.