Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 10 Agustus 2014

b-e-a-utiful

indah itu tak harus mewah, dengan bersyukur semua akan menjadi indah, indah itu bukan saat kau bertemu dngan pasangan. namun saat kamu dapat menikmati dan mensyukuri apa yg tuhan berikan padamu.
gambarannya tak harus mewah, menikmati tiap tetes air hujan yg menerpa tuh anda dan menikmatinya itu inda, saat anda duduk di hamparan butir pasir diiringi deru ombak dan menikmati cahaya merah muda berpadu sinar emas dan menikmati matahari yg kembali keperaduannya, itu indah.
indah itu simpel, tapi tak bnyak orang yg bisa merasakannya karena mereka terlalu sibuk memperkaya diri dan larut dalam keterpurukan.
"semua akan indah pada waktunya, tapi kapan?"
apa dengan anda mengeluh indah akan datang, yakin lah setiap manusia memiliki Golden Step. Dan itu ada saatnya, saat anda bekerja keras.
"hidup itu tak segampang omongan mario tegu" ya benar. tapi mario teguh bisa bijaksana karena dia mengalami apa yg dia nasehatkan kepada anda, dan dia memiliki perasaan. jadi beliau tak akan asal bicara.

ok nikmati hidupmu karena setiap detik yg berlalu takan pernah kembali, jadikanlah hidup ana disetiap hirupan nafas anda, setiap langkah anda menjadi b-e-a-utiful


Jumat, 04 April 2014

Hidup

Hidup kita berawal dari bagian kecil yg terkandung dalam air yg suci, kita terus berlari mengejar tempat evolusi bersaing dengan makhluk sejenis yang berjumlah ribuan, hingga akhirnya kita yg sampai dan diberikan rahmat oleh sang pencipta dan menjadi segumpal daging dan terus berevolusi menjadi manusia seutuhnya, lahir dalam bentuk kurang sempurna itu gagal? Anda salah besar, apakah lantas perjuangan kita mencapai kelahiran itu mudah? Mudah? Kita bersaing hingga kita yg terlahir itu kemenangan, kita dapat mengalahkan saudara kita yg hanya bisa mati dan menjadi asupan untuk ibu. Kalian yg kurang sempurna tetaplah sang juara yg layak untuk mendapatkan hadiah untuk hidup di dunia. Bukankah semua itu berat? Lalu apa yg kalian sesali? Bersyukurlah sedikit, ini semua rizki dari yang maha kuasa. Kita ini sepesial, berusahalah bertanggung jawab atas hadiah kehidupan ini. Pikirkan kembali kalau anda merasa gagal. Rumput tak pernah menyesal untuk hidup walau dia tau suatu saat akan ditebas oleh parang.


Kamis, 23 Januari 2014

love

entahlah yang namanya cinta emang paling susah buat dicerna secara nalar, hmm kadang kita rela menunggu atau menyakiti diri sendiri hanya untuk menunggu orang yang bahkan tak mau menengok pada kita.
rumit memang tapi memang begitu kaidahnya.

Rabu, 22 Januari 2014

KAU MEMBUAT KU MENIUP LILIN INI

Malem ini tanggal 18 januari 2014 saya mau nulis lagi ni dan kali ini ditemni kopi item yang manis, kali ini saya akan menggebrag dengan  cerpen Happy ending saya :D ciya bahasanya, ini novel tantangan dari hani. Oke lest write

Denting jam yang berirama sama dan membosankan menemaniku mala mini dikamar yang nyaman ini. Ditemani oleh boneka beruang besar yang ku peluk sedari tadi. Tiba-tiba aku tersentak kaget oleh bunyi Guntur yang datang menyusul cahaya gagah sang kilat. Kemudian terdengar iringan irama indah dari titik air yang jatuh dari atas langit menerpa atap kamarku, ya gerimis dating dengan segera aku bergegas menjulurkan lenganku untuk membuka jendela kamar dan  menikmati gerimis itu. Aku sangat takjub dengan gerimis, menurutku gerimis adalah hal paling romantic yang diciptakan tuhan ke dunia. Pikiranku terpental jauh kembali ke masa dimana aku masih berseragam putih abu-abu kenangan yang selalu mampu membuatku untuk tersnyum sendiri dan akhirnya meneskan bulir kecil air mata dari kelopok mata ku.kala itu masa romansa sekolah yang indah saat dimana aku masih menjalin tali kasih dengan Rio.dulu kami sering berjalan , bercanda dan tertawa di lorong-lorong gedung sekolah yang cukup megah, kala itu harapanku dibawa melambung tinggi dan digantungkannya di atas pelangi, betapa aku merasa sangat bahagia kala itu. Sebelum akhirnya Rio sendiri yang menghapus pelangi itu dan terhempaslah seluruh harapanku kebumi dan hancur berkeping-keping.malam ini mulai bergulir tets airmata ku kala mengingat ujung kisah romansa remaja ku.
Aku tak tahu sampai kapan aku ter ombang-ambing dan tenggelam dalam kenangan-kenangan masalaluku. Aku masih beranjak dari cinta yang Rio jeratkan kepada ku. Meski kini dia telah meninggalkan aku dan pergi dengan Melia seorang gadis yang kini satu kampus dengannya. Meski kami tak lagi saling kontak, namun slalu aku menguntit nya lewat berbagai status yang kau tulis lewat akun jejaring social nya. Hmm dalam hati ini aku mengucap lirih “apa mungkin aku akan selamanya hidup dalam kenangan? Aku sakit, aku tau aku tak mau sakit lagi, tapi mau gimana lagi aku terlanjur menikmati rasa sakit ini. Mau sampai kapan?”.slalu kata itu yang muncul kala mengingat hal itu. Hujan reda, kembali aku pada beruang besarku dan memutar lagu theman who can’t be move milik the script.dan itu tandanya aku akan terlelap.karena setiap aku akan tidur selain do’a malam yang kupanjatkan lagu itu yang aku repeat dan manemaniku hingga aku terlelap.
Pagi menjelang aku bangun dan ambil wudhu untuk menghadap sang pencipta melalui 2 rakaat untuk menguatkan imanku dan tanda ketaatanku kepadanya. Setelah solat aku selalu curhat kepada tuhan. Pagi dating sang fajar mulai memancarkan sinarnya namun tak tembus hingga ke sudut gelap hati ini. Aku mandi pukul 06:30 dan setelah selesai aku tampak lebih segar dan cantik.aku turun dari kamar ku dan dibawah sudah menunggu Ayah,Ibu,dan adikku Rani. “Sarah ayo cepat turun dulu sini yang lain udah siap”, suruh ibu. “iya bu” jawabku yang diiringi oleh langkah cepat kaki ku. Kami sarapan bersama dan pukul 10:00 aku berangkat kuliah dengan sepeda college ku. Sampai dikampus aku tidak terlalu memperhatikan apa yang dijelaskan oleh dosenku. Pikiran ku masih dikuasai bayangan yang dating semalam. Hujan turun dan saat aku hendak memaksakan untuk menerobos hujan tiba-tiba aku ditarik oleh seorang cowok yang aku sendiri tidak mengenalnya. Dia menyodokan paying dan berkata “mahasiswa semester akhir tidak boleh sakit, banyak tugas menanti” ucpnya sambil meninggalkan aku yang masih terpaku dan merasa aneh dengannya. Aku membuka paying dan pulang dengan kayuhan pelan diatas sepeda ku. Hingga sampai dirumah aku masih saja terfokus pada cowok itu. Siapakah dia?
Keesokan harinya aku mencari-cari wajah sang pemberi paying misterius itu. Hingga mataku tertuju pada seorang yang duduk dibawah pohon yang sedang memainkan gitar. Aku mendekatinya perlahan karena sosoknya yang kemarin ku lihat samar, jadi wajar aku takut salah orang. Dan ternyata tidak itu memang dia sang pembiri paying misterius, aku langsung saja menyodorkan paying itu. Dia menengak dan berkata “lain kali jangan maksain buat nerobos hujan” ujarnya. “oke thanks” jawabku singkat dan mulai berpaling. Tiba-tiba cowok itu bangn dan mengulurkan tangannya  “Raka fakultas ilmu bahasa” kenalnya tanpa ekspresi. “sarah anak seni” jawabku. Dia melepaskan jabatan tangannya dan kembali meninggalkanku sambil berkata ketus “aku udah tau”. Aneh banget ini cowok. Setelah kuliah selesai aku sempatkan dulu ngafe untuk menikmati secangkir vanilla latte’ minuman favoritku. Apa kamu tau apa yang mengejutka saat aku memasuki kafe? Raka si cowok aneh itu ada disitu, di kafe yang sama. “kamu ngapain disini?” tanyaku. “aku? Lagi mampir aja kangen sama vanilla latte’ disini” jawabnya. Kamu suka vanilla latte juga yah?” tanyaku. “menurutmu?” jawabnya ketus. “duduk jangan ngobrol sambil berdiri” lanjutnya. Mulai dari secangkir vanilla latte’ sore itu aku mulai mengenal Raka, dan dari pertemuan itu, juga  kerena memiliki kesamaan yang sama kami mulai sering menikmati vanilla latte’ bersama.
Dering handphane ku siang itu sedikit mengagetkan ku, ternya ada sms dari raka
Raka : “sar, ngafe yuk sini temenin aku, mau nggak?”
Aku yang lagi bête gara-gara masih belum bias move on. Mengiyakan ajakan itu. Sesampainya disana aku disambut lambaian tangan raka yang mengisyaratkan kalau dia duduk disana. Aku duduk dan memulai pembicaraan. “Kok ngjakinya aku sih? Emang cewek kamu kemana ?”. “hahaha aku single sekarang, lagi mencoba jadi Duta Move On.” Jawabnya. “Duta Move On ? ada ada saja, emangnya sekarang kamu kerja dimana?” Tanyaku penasaran. “ Ya ngajak orang buat Move On lah” jabar Raka. Sejenak aku terdiam dan dating pelayan membawa dua cangkir vanilla latte’ dan sepiring kentang goring. Aku memilih untuk meneguk sedikit minumanku sebelum mulai berbicara, karena aku ragu, aku takut salah orang buat curhat. Namun pikirku tak apalah hanya obrolan kecil sajah yang terjadi paling. “aku belum bias meniup lilin ini” kata pertama yang aku ucapkan. “hahaha” Raka tertawa mendengar kata-kata ku. Suasana sejenak hening dan mulai terdengar sayup irama yang taka sing ditelinga ku ternya dugaan ku benar music yang ku dengar lagu the man who can’t be move, lagu pengiring lelap ku. “lilin gak akan pernah jadi phipllips sampai kapanpun”. Menggugahku dari lamunan ku. “aku tau itu gak mungkin terjadi tapi mau bagaimana? Aku sudah nyaman dengan lilin ini meskipun gelap” jawab ku. “ada cahaya di depan, kamu tinggal berdiri buka hati kamu, dan gapai cahaya itu, tapi jangan lupa kamu tiup lilin itu dulu, jangan kamu bawa lilin itu pada cahaya, karena fokusmu akan terpecah dan jika lilin itu masih kau bawa saat kamu dapet cahayaitu, lilin itu dapat habis dan apinya jatuh membakar semuanya, gelap sar, kamu gak dapet cahaya, lilin pun hilang” kata-kata di akhir percakapan.
Sesampainya dirumahaku masih saja memikirkan kata-kata itu. Dia benar, aku harus bias, tapi aku tak mampu. Tiba-tiba handphone ku berbunyi dan ada sms dari Raka
Raka : “mau aku bantu tiup lilinnya? Mau aku tunjukin cahaya yang cerah? Cumin tinggal raih tanganku aja ko”
Aku tak tahu maksud pesan itu, apa dia serius? Atau hanya kata-kata dari sang duta move on yang coba buat aku melek? Entahlah, tapi sedikit bias membuat aku merasa lebih kuat untuk berdiri.
Kuliah usai, sore itu raka mengajakku kea tap gedung kampus untuk menikmati senja. “kalau senja menurut kamu indah enggak sar?” Tanya Raka pada ku. “indah, romantis aja menurut ku sama seperti gerimis” jawabku sambil melayangkan senyum. “kalau ada senja yang indah dan romantic, buat apa kamu nunggu pelangi dimalam hari?” aku tersentak dengan ucapan Raka itu. Dia benar-benar membuatku bangun dari masa laluku. “Sarah, kamu mau enggak jadi aurora yang jauh lebih indah dari pelangi buat ku?” Tanya raka sambil menatapku dalam. Tatapannya sangat dalam namun ada rasa yang belum bias aku tuntaskan aku benar-benar risau, aku memilih meninggalkan Raka sendiri tanpa mengucapkan apa  pun di ujung sunset itu.
Malam itu aku benar-benar tak bias tidur. Dilemma antara menunggu pelangi di malam hari atau menggapai aurora yang jelas jauh lebih indah dari pelangi? Aku turun ke lantai bawah berharap ibu belum tidur karena aku sangat membutuhkan nasehat ibu tentang ini. Syukur ibu belum lelap, aku duduk disampingnya yang sedang membereskan jemuran. “kamu belum tidur sar? Besok berangkatkan?” Tanya ibu. “engga bu, besok cuman ngasih tugas kecil ke dosen bu,gak ada kuliah, bu…. Boleh enggak bu sarah Tanya bu? Ucapku memulai curhat pada ibu.”Tanya apa? Perasaan ? atau kuliah? Kalai kuliah ibu jelas kurang tahu kan ibu cumin lulusan SMA nak” jawab ibu hangat. “enggak ko bu bukan kuliah, bu ada cowok yang nembak sarah, tapi sarah enggek jawab bu” ujarku. “kenapa gitu? Kalo kamu gak suka suka bilang aja jangan bikin orang nunngu nak” jawab ibu. “bukan gitu bu, sarah nyaman sama dia, tapi susah buat sarah lupain Rio bu” jelasku mulai meneteskan air mata. “sarah anak ibu yang cantik yang lau udah biarin berlalu, anggep aja itu kenangan yang kelak kamu certain ke anak kamu, kaya cerita ibu sama ayah, kamu masih muda cari cerita yang indah, cerita kamu masih panjang, jadi jangan disia-siain cumin nulis cerita sejarah ber ulang-ulang , muda itu cumin sekali sar, dulu ibu juga pernah sakit hati , tapi ayah kamu gigih banget buat hati ibu kebuka dan nerima ayah, toh ayah sukses buat itu”. Ujar ibu. Aku baru menyadari itu dan aku kembali ke kamar ku dengan kebiasaan ku.
Esok itu aku kulih siang karrena hanya memberikan tugas ke dosen. Aku tak melihat ssok Raka di kampus, aku coba ke kafe Raka pun tak ada disana. Hmm hari mulai sore dan aku kembali ke kampus untuk solat dan sehabis solat aku naik kea tap gedung, ternyata Raka sudah ada disana dengan kebiasaannya menatap langit sore yang indah. “eh sarah” sapa Raka. “hay ka,sendirian aja, aku temenin yah” basa-basi ku.  Aku berkata “tidak ada daun jatuh menyalahkan angin”. “bener, kalo aku jadu duan aku juga gak akaan nyalahin angin angin, karena jatuhnya aku akan hancur dan menjadi pupuk untuk pohonka” jawab Raka santai namun mantap. Saat itu aku sangat yakin Raka adalah sosok yang tepat untuk ku. “Raka, kamu mau enggak jadi malaiatku?” pinta ku. “aku enggak mau” jawab Raka singkat dengan senyum manis yang tergurat di bibirnya. “kamu marah sama aku soal kemarenyah?” Tanya ku penuh kecewa takut kehilangan kesempatan untuk bersamanya. “enggak dong, kalau pun aku jadi malaikat akan ku potong sayapku  untuk bias merasakan cinta bersamamu. Karena malaikatpun akan iri padaku karena aku bias merasakan cinta, dan cinta ku aku berikan sepenuhnya pada mu sar” jesa raka sambil menatap ku.
Bulir air mata bahagia dating bersama pelukan yang ku layangkan ke tubuh tegap Raka. “kamu buat aku sadar dan kamu buat aku meniup lilin ini”, meski gak secerah mentari tapi kamu letera super terang buat aku”. Kita menik mati sore itu berdua dengan tangan saling terkait dan aku sangat nyaman saat kepala ku ku sandarkan di bahunya,
Sekarang aku tahu jawaban dari penggalan lirik lagu the man who can’t be move “how can I move on when I still in love with you?”. Lupain kenangan, tiup lilin, stand up, and wellcome to the true light. Sesakit-sakitnya atau seindah-indahnya masa lalu itu hanya akaan menjadi dongeng masa depan. Jalan terus saat kamu sampai tujuan baru kamu boleh nengok ke belakang. Inget tiup lilin sebelum jalan menuju cahaya yang haqiqi. Itu kata Raka Duta Move On ku.

-          DUTA MOVE ON -
- MURA -